Saat menginjak minggu-minggu terakhir masa kehamilan, terkadang air ketuban bisa saja mulai merembes dari jalan lahir walaupun perkiraan lahirnya masih lama. Kondisi seperti ini disebut ketuban pecah dini (KPD). Air ketuban merembes keluar akibat selaput ketuban telah robek. Air ketuban bisa keluar tiba-tiba dengan jumlah bervariasi, atau bisa juga keluarnya hanya seperti rembesan air yang mengalir. Di akhir masa kehamilan, wanita hamil juga sering sulit menahan keluarnya kencing. Sehingga kadang sulit dibedakan air yang keluar air ketuban ataukah urin yang memang tidak bisa ditahan.
Jika mengalami hal ini, sebaiknya segera Anda bedakan air itu. Air ketuban keluar tidak terasa, warnanya jernih dan tidak berbau. Sedangkan urin kadang sama-sama keluar tanpa disadari, tetapi warnanya kuning tidak jernih dan tentunya berbau (khas).
Jika Anda ragu, ada baiknya kontrol ke dokter dan tanyakan. Biasanya dokter akan melakukan tes kertas lakmus, yaitu tes untuk mengidentifikasi air tersebut berasal dari air ketuban ataukah bukan.
Air ketuban normalnya keluar sesaat sebelum terjadi persalinan. Artinya begitu air ketuban sudah keluar atau merembes, seharusnya selang berapa lama akan disertai timbulnya kontraksi perut dan keluarnya lendir darah sebagai tanda masuk masa persalinan. Namun, jika ketuban sudah merembes, dan tidak disertai kontraksi atau lendir darah, maka hal ini sudah dianggap tidak normal.
Ketika Ketuban Sudah Pecah
Pecahnya selaput ketuban berarti terbukanya dunia luar dengan dunia bayi dalam kandungan. Artinya, ketuban sebagai pertahanan bayi dari infeksi sudah terbuka. Bakteri dan kuman bisa menginfeksi kehamilan Anda dan bayi Anda. Apalagi jika ketuban pecah pada saat kepala bayi belum masuk panggul. Risiko terbesar yang bisa terjadi adalah prolaps tali pusat. Prolaps tali pusat adalah kondisi tali pusat bayi keluar ke jalan lahir sebagai akibat hanyut saat air ketuban pecah secara tiba-tiba.
Penanganan Ketuban Pecah Dini
Jika ketuban pecah saat kehamilan Anda sudah menginjak 37 minggu atau lebih, dokter pasti akan menginduksi persalinan Anda paling lambat 24 jam setelah air ketuban keluar. Tetapi jika ketuban pecah saat usia kehamilan Anda masih kurang dari 37 minggu, maka usaha yang dilakukan adalah mempertahankan kehamilan sampai kira-kira bayi Anda sudah siap untuk dilahirkan atau paling tidak mendekati 9 bulan dengan sangat memperhatikan tanda-tanda infeksi yang bisa sewaktu-waktu muncul. Dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah timbulnya infeksi dan suntikan steroid untuk memacu pematangan paru-paru bayi Anda, sehingga bayi lebih siap jika persalinan prematur terjadi.



















Discussion about this post