Perkembangan Bayi Tabung di Indonesia
Bayi tabung pertama kali dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. IVF yang pertama kali itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia: Nugroho Karyanto, yang lahir pada 2 Mei 1988. Keberhasilan di tahun 1988 ini membuat dunia kedokteran Indonesia, khususnya kedokteran di bidang infertilitas, seperti mendapat nyawa baru dalam aplikasi teknologi reproduksi. Keberhasilan ini kemudian diikuti kemunculan klinik-klinik infertilitas di kota-kota besar lainnya seperti di Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Saat ini, di Indonesia sekitar 15 juta pasangan usia subur 12 hingga 15 persennya mengalami gangguan kesuburan. Dari sekian pasutri yang mengalami gangguan kesuburan tersebut, yang memilih melakukan bayi tabung sebagai solusi mendapatkan keturunan masih relatif sedikit, hanya sekitar 1500 orang saja. Herannya lagi, hanya sekitar 10 persen saja yang melakukan program bayi tabung di Indonesia. Sisanya memilih melakukan program bayi tabung di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan Thailand.
Hal ini disebabkan tingginya biaya program bayi tabung di Indonesia dibanding dengan negara-negara lain. Penyebab tingginya biaya program bayi tabung di Indonesia adalah mahalnya obat-obatan yang harus dikonsumsi selama menjalani program tersebut. Selama ini, Indonesia belum bisa memproduksi obat sendiri, walhasil obat-obat tersebut harus impor dan harganya berlipat hingga sepuluh kali.
Ini berbeda dengan Malaysia, Vietnam, dan Singapura yang memiliki kebijaksanaan lebih mudah dalam pengadaan obat. Apalagi di negara- negara tersebut obat-obatan itu disubsidi penuh oleh pemerintah alias gratis. Memang benar, keturunan merupakan investasi yang tak terukur oleh apa pun, tapi jika biaya tidak terjangkau apa boleh dikata.
Biaya Bayi Tabung
Klinik Yasmin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), salah satu klinik infertilitas tertua di Indonesia memperkirakan biaya sekitar Rp40 juta–Rp60 juta untuk satu kali program bayi tabung. Selain Klinik Yasmin, Klinik Teratai Rumah Sakit Gading Pluit menawarkan paket ekonomis, berkisar antara Rp45 juta-an. Secara umum, biaya bayi tabung di Indonesia rata- rata menghabiskan dana sekitar Rp35 juta–Rp50 juta.
Beberapa rumah sakit dan klinik fertilitas yang menyediakan layanan IVF di Indonesia
Jakarta
Klinik Yasmin, Immunoendokrin reporoduksi dan menopause. Paviliun Cendrawasih RSCM.
Jl. Diponegoro No. 71, Jakarta Pusat
Telp. 021-3928567/021-3918301
Klinik Melati, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Jl. Let. Jen S. Parman Kav 87, Jakarta.
Telp. 021-5668284
Klinik Morula, Rumah Sakit Bunda
Jl. Teuku Cik Ditiro No 28, Jakarta
Telp. 021-31922005
Surabaya
Klinik & Lab Fertilitas RS Siloam (RS Budi Mulia)
Jl. Raya Gubeng 70, Surabaya, 60281
Telp. 031-5031821/031-5031333
Klinik Fertilitas Graha Amerta Lt. II, RSU Dr. Soetomo
Jl. Airlangga No. 1–9, Surabaya
Telp. 031-5501355
Bandung
Klinik Aster, RS Dr. Hasan Sadikin
Jl. Pasteur 38, Bandung, 40161
Telp. 022-70813800.
Yogyakarta
Klinik Infertilitas Permata Hati, Instalasi Kesehatan Reproduksi RSUP. Dr. Sardjito Gedung Bedah Sentral Terpadu Lt. 1
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Yogyakarta
Telp. 0274-518684/587333
LANGKAH MENUJU PROSES BAYI TABUNG
#1: Mempersiapkan Sperma yang Sehat
Sperma didapatkan melalui cara ejakulasi secara masturbasi yang ditampung di dalam wadah khusus di laboratorium. Sperma yang ditampung tersebut akan melalui tahap seleksi, dan akan dipilih sejumlah sperma yang sehat yang nantinya akan dipertemukan dengan sel telur yang telah dikumpulkan melalui ovum pick-up.
#2: Persiapan OPU (Ovum Pick-up)
Pengambilan ovum atau ovum pick-up (OPU) merupakan langkah pertama terhadap sang istri yang bertujuan untuk mendapatkan sel telur yang matang. Langkah awalnya adalah memberikan stimulasi pada indung telur agar indung telur tersebut memproduksi sel telur lebih banyak dari biasanya. Biasa kita kenal sebagai “induksi ovulasi”. Diharapkan nanti saat sel telur matang, jumlah telur yang dihasilkan bisa lebih dari satu. Sel telur-sel telur yang telah masak tersebut akan diambil dengan menggunakan kanul khusus dan bantuan alat ultrasound (USG).
#3: Proses OPU
Sel telur yang telah matang (1), diambil dengan menggunakan trokar (jarum khusus) yang dimasukkan melalui vagina (2), dengan menggunakan panduan alat USG (3). Sel telur yang sudah diambil, dialirkan dan ditampung di sebuah tabung khusus yang sudah disiapkan. Sel telur ini nantinya akan dipertemukan dengan sperma untuk dibuahi di laboratorium.
Proses pembuahan buatan nantinya bisa dipilih menggunakan teknik IVF, GIFT, ZIFT, dan ICSI. Masing-masing teknik ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.

ART (Assisted Reproduction Technology)
Program Bayi Tabung
Apakah ART itu?
ART—teknologi reproduksi berbantu—merupakan rangkaian usaha yang khusus ditujukan untuk menangani pasangan infertil. Mulai dari obat-obatan, bantuan teknik laboratorium, bahkan manipulasi terjadinya konsepsi. Inti ART ini adalah pengambilan sel telur secara langsung (OPU) dan kemudian mempertemukannya dengan sel sperma di suatu wadah khusus. Hasil pertemuan tersebut akan ditanam kembali dalam rahim. Pertemuan sel telur dan sperma sehingga terbentuk zigot di dalam suatu wadah (tabung) khusus inilah yang menjadikan proses ini dikenal dengan istilah “bayi tabung”.
Mengapa saya butuh ART?
Ada beberapa pasangan yang setelah melalui rangkaian pemeriksaan dokter, didapatkan kesimpulan pasangan tersebut tidak bisa mempunyai anak. Seperti dalam kasus endometriosis berat, saluran tuba buntu total, atau masalah produksi sperma, yang mustahil hanya jika mengandalkan terapi konservatif. ART dapat memberikan harapan yang lebih baik untuk mewujudkan pasangan infertil menjadi orangtua.
Apakah ART tidak menyalahikodrat manusia?
Sebagian masyarakat menganggap ART masih kontroversial. Banyak pertanyaan dan pendapat pro-kontra seputar masalah etis menyangkut individu, pasangan, keluarga, komunitas, dan masyarakat luas. Ada berbagai langkah pada ART yang mungkin masih belum bisa diterima oleh budaya ataupun norma tertentu. Misal, prosedur mempertemukan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita, (fertilisasi in vitro), yang oleh sebagian masyarakat dinilai menyalahi kodrat. Meski umumnya, tingkat pengetahuan orang-orang yang berpendapat seperti ini juga perlu diperdebatkan. Namun, situasi dapat berkembang menjadi lebih kompleks apabila menyangkut masalah keyakinan masing-masing.
Berbagai Metode ART
1. Teknik In Vitro Fertilization (IVF)
Pada teknik ini, beberapa sel telur yang telah diambil melalui proses “ovum pick-up” di atas tadi, akan ditampung di dalam sebuah tabung. Satu tabung, satu ovum. Kemudian ovum tersebut akan dibuahi secara buatan oleh sperma yang telah melalui tahap seleksi tadi. Satu tabung, yang berisi satu sel telur dicampur dengan 100.000 sperma. Proses ini akan menghasilkan pembuahan. Pembuahan yang terjadi setelah 48 sampai dengan 72 jam kemudian akan menjadi bakal embrio. Bakal embrio tersebut akan dipindahkan ke dalam rahim. Biasanya jumlah embrio yang akan dipindahkan antara 2 sampai 3 embrio. Proses ini disebut “Embrio Transfer”.
2. Teknik Gamete Intrafalopian Transfer (GIFT)
Pada teknik GIFT perbedaannya dengan teknik IVF adalah beberapa sel telur yang didapatkan melalui ovum pick-up, akan diseleksi kematangan dan kualitasnya di sebuah wadah khusus (1). Kemudian, tiga sel telur yang berkualitas baik akan dimasukkan kembali ke saluran indung telur bersama 150.000 sperma yang telah dipilih (2). Sehingga sperma dan sel telur akan bertemu untuk pembuahan di saluran indung telur, (3) bukan di luar tubuh atau di tabung seperti teknik IVF. Metode ini dipandang lebih alami dibandingkan dengan metode- metode ART lainnya.
3. Teknik ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection)
ICSI yaitu salah suatu teknologi yang luar biasa dalam sejarah teknologi reproduksi berbantu. Teknologi ICSI memungkinkan kita untuk dapat menyuntikkan langsung satu sperma pilihan ke dalam inti sel telur secara langsung. Setelah fertilisasi ini terjadi, dan setelah terbentuknya embrio, baru kemudian embrio tersebut dipindahkan ke dalam rahim dengan teknik embrio transfer.

Transfer Embrio/Tanam Embrio

Sejarah Bayi Tabung
Louise Joy Brown, lahir di Oldham Inggris pada 25 Juli 1978, adalah bayi pertama di dunia yang dilahirkan melalui proses bayi tabung. Louise lahir dari pasangan Lesley dan John Brown, yang telah menikah lebih dari sembilan tahun tetapi belum punya anak karena saluran indung telur Lasley buntu. November 1977, pasangan ini menjalani program bayi tabung di rumah sakit Oldham General Hospital dengan dr. Patrick Steptoe dan dr. Robert Edward. Louise lahir melalui operasi bedah Caesar dengan berat badan lahir 2608 gr.
Louise Brown menikah dengan seorang penjaga klub malam pada 2004 dan telah melahirkan bayinya secara normal pada 20 Desember 2006. Di Indonesia, IVF pertama kali dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. IVF yang pertama kali itu berhasil melahirkan bayi tabung yang pertama di Indonesia: Nugroho Karyanto, yang lahir pada 2 Mei 1988.


















Discussion about this post